Photo diambil dari https://www.dailynews.lk/2021/12/01/local/266155/sri-lanka-buy-20000-mt-rice-myanmar
Sejak awal terjadinya krisis ekonomi di negara Sri Lanka pada awal tahun ini, permasalahan yang nampak jelas menimpa rakyat Sri Lanka adalah terkait dengan Human Security atau Keamanan Insani. Banyak pakar yang diwawancarai di berbagai televisi menyampaikan Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi, krisis pangan dan krisis obat-obatan. Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari tujuh aspek Human Security menurut kategori PBB melalui agensinya UNDP.
Tujuh dimensi Human Security menurut UNDP adalah keamanan ekonomi, keamanan lingkungan hidup, keamanan pangan, keamanan kesehatan, keamanan individu, keamanan politik dan keamanan masyarakat.
Pada awalnya Sri Lanka ini mengalami krisis finansial dan moneter yang cukup parah karena negara ini tidak memiliki neraca keuangan yang sehat dengan banyaknya hutang dan menipisnya cadangan mata uang asing negara. Dengan adanya gelombang pandemi mulai tahun 2022, memperparah situasi keuangan negara pulau di kawasan Asia Selatan itu menjadi negara yang bangkrut.
Berbagai analisis menunjuk kesalahan pada sistem politik Sri Lanka yang korup dikarenakan sangat kuatnya kekuasaan dinasti keluarga Rajapaksa selama dua puluh tahun terakhir termasuk Presiden Sri Lanka saat ini yaitu Presiden Gotabaya Rajapaksa. Dan Pandemi COVID-19 melumpuhkan industri pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Sri Lanka.
Terkait dengan Human Security dan Sri Lanka di tahun 2022, sangat jelas terlihat bahwa Sri Lanka sedang mengalami ancaman dalam human security. Politik yang tidak stabil dengan bergonta gantinya Perdana Menteri, tidak adanya politisi yang mau menjadi menteri di kabinet pemerintahan. Masyarakat mulai kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar minyak dan gas untuk rumah tangga dan transportasi. Hilangnya obat-obatan juga mengancam kesehatan dan dan keselamatan kelompok masyarakat yang rentan seperti lansia dan bayi. Bahan pangan pun mulai sulit didapatkan. Masyarakat Sri Lanka mengalami apa yang menjadi dasar dalam Human Security yaitu mereka tidak mendapatkan freedom from fear, freedom from want dan freedom to live in dignity.
Situasi di Sri Lanka di tahun 2022 ini menjadi contoh nyata betapa dekatnya ancaman terhadap keamanan manusia secara individu. Tidak perlu ada perang militer dengan negara lain, rakyat Sri Lanka sudah mengalami ancaman pada survival-nya. Independensi ekonomi menambah pada kerentanan sebuah negara di dunia saat ini.
Kondisi Sri Lanka ini dinyatakan masih akan terus berlangsung ke beberapa bulan depan, meskipun Pemerintah Sri Lanka saat ini sedang berusaha keras untuk bernegosiasi untuk mendapatkan bantuan dari IMF. Banyak kekhawatiran muncul krisis ekonomi Sri Lanka ini akan membawa domino efek bagi negara-negara berkembang lainnya di dunia.